Pemda Fakfak Gandeng BRIN Riset Pala Tomandin

Pemda Fakfak, Papua Barat, resmi menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kolaborasi ini bertujuan untuk melakukan riset terhadap tanaman pala khas Fakfak, yaitu pala Tomandin. Langkah ini diambil untuk mengembangkan potensi lokal serta memperkuat daya saing produk unggulan daerah di pasar nasional dan internasional.

Pala Tomandin, Kekayaan Hayati Asli Fakfak

Pala Tomandin dikenal sebagai varietas pala lokal dengan aroma dan kualitas yang khas. Tanaman ini hanya tumbuh di wilayah tertentu di Fakfak. Oleh karena itu, pala Tomandin memiliki nilai ekonomi dan ekologis yang tinggi.

Menurut Bupati Fakfak, Untung Tamsil, potensi pala Tomandin sangat besar. “Kami ingin agar pala Tomandin bisa dikenal secara luas. Melalui riset, kita bisa membuktikan kualitasnya secara ilmiah dan mengembangkan produk turunannya,” ujarnya.

Kerja Sama Strategis dengan BRIN

Kerja sama ini melibatkan beberapa bidang riset BRIN, termasuk bioteknologi, pertanian, dan industri pangan. Nantinya, hasil riset akan digunakan untuk mendorong hilirisasi produk pala. Tidak hanya dalam bentuk rempah mentah, tetapi juga sebagai bahan baku minyak atsiri, makanan olahan, dan produk kesehatan.

Selain itu, BRIN akan membantu dalam proses pemetaan genetik dan budidaya tanaman pala Tomandin. Dengan begitu, potensi produksi bisa ditingkatkan tanpa merusak lingkungan.

Langkah Awal Menuju Sertifikasi dan Ekspor

Sebagai langkah awal, riset ini akan fokus pada uji mutu, kandungan kimia, dan potensi ekonomi pala Tomandin. Pemda juga menargetkan agar hasil riset ini bisa menjadi dasar dalam pengajuan sertifikasi indikasi geografis (IG).

“Jika kita berhasil mendapatkan IG, maka produk ini bisa dilindungi dan memiliki nilai tambah saat masuk pasar ekspor,” jelas Kepala Dinas Pertanian Fakfak, Yohanis Weribone.

Harapan Terhadap Dampak Ekonomi Masyarakat

Dengan riset ini, pemerintah daerah berharap dapat meningkatkan pendapatan petani pala. Selain itu, nilai jual produk lokal juga diharapkan naik secara signifikan. Terutama bagi masyarakat adat yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil kebun pala.

“Kami ingin masyarakat lokal menjadi pelaku utama dalam rantai nilai pala Tomandin. Bukan hanya sebagai petani, tapi juga sebagai pelaku usaha,” kata Bupati Untung Tamsil.

Penelitian Dimulai Tahun Ini

Program riset ini akan dimulai pada pertengahan tahun 2025. Tim BRIN telah dijadwalkan untuk melakukan survei lapangan di beberapa kampung sentra pala, seperti Kampung Tomandin dan sekitarnya.

Pemda Fakfak berharap kerja sama ini tidak berhenti pada penelitian saja. Namun, bisa berkembang menjadi model pengembangan komoditas lokal berbasis sains dan inovasi.