Ribuan Ikan Keramba di Kabupaten Banjar Mati Mendadak

Ribuan ikan di keramba jala apung dilaporkan mati mendadak dalam beberapa hari terakhir. Kejadian ini terjadi di sejumlah titik perairan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Para pembudi daya ikan merugi besar akibat insiden ini. Selain dampak ekonomi, kejadian ini juga memicu kekhawatiran tentang kondisi lingkungan perairan di daerah tersebut.

Dugaan Penyebab Kematian Ikan

Kematian ikan secara massal diduga kuat disebabkan oleh menurunnya kadar oksigen dalam air. Oksigen terlarut di bawah 2 mg/L membuat ikan tidak bisa bernapas dengan baik. Kondisi ini sering kali muncul saat cuaca panas berkepanjangan, air menjadi keruh, dan sirkulasi air terhambat. Penurunan debit air selama musim kemarau turut memperparah kondisi tersebut.

Selain kekurangan oksigen, tingginya tingkat kepadatan ikan dalam satu keramba juga menjadi faktor pemicu. Terlalu banyak ikan dalam satu ruang sempit menyebabkan air cepat tercemar oleh sisa pakan dan kotoran. Dalam jangka pendek, hal ini menyebabkan air menjadi tidak layak huni bagi ikan.

Kerugian Ekonomi dan Dampak Sosial

Kerugian yang dialami para pembudi daya ikan mencapai ratusan juta rupiah. Banyak yang kehilangan hasil panen yang seharusnya bisa dipasarkan dalam waktu dekat. Beberapa pembudi daya bahkan mengaku belum bisa memulihkan keramba mereka karena bangkai ikan masih menumpuk. Situasi ini membuat aktivitas ekonomi di sektor perikanan lokal terganggu.

Tak hanya kerugian materi, kejadian ini juga menimbulkan beban psikologis bagi para pelaku usaha kecil yang menggantungkan hidup dari budidaya ikan air tawar.

Langkah Penanganan dan Pencegahan

Sebagai respons awal, para pembudi daya mulai menggunakan alat aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam air. Selain itu, mereka juga mengubah pola pemberian pakan dan mengurangi jumlah ikan dalam satu keramba. Langkah-langkah ini dianggap sebagai solusi jangka pendek untuk mengurangi risiko.

Ke depan, para pelaku budidaya ikan juga berencana membentuk kelompok kerja bersama guna memantau kualitas air secara rutin. Mereka berharap ada dukungan teknis untuk menerapkan sistem filtrasi dan pemantauan otomatis.

Harapan Masyarakat

Masyarakat pembudi daya berharap ada perhatian serius terhadap kondisi ekosistem perairan darat. Dukungan dalam bentuk pelatihan, teknologi ramah lingkungan, dan bantuan pemulihan kerugian sangat dibutuhkan agar usaha mereka bisa bangkit kembali. Selain itu, kesadaran menjaga kebersihan dan kualitas air harus ditanamkan agar kejadian serupa tidak terulang.