
Darurat Sampah, Anggaran DLH Banjarmasin Membengkak
Darurat Sampah Pemerintah Kota Banjarmasin menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Seiring meningkatnya volume sampah setiap harinya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mencatat adanya lonjakan anggaran operasional yang cukup signifikan tahun ini.
Volume Sampah Naik, Biaya Operasional Ikut Melonjak
Menurut Kepala DLH Banjarmasin, Nurul Fadillah, saat ini volume sampah di Kota Banjarmasin mencapai lebih dari 600 ton per hari. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terutama sejak pertumbuhan kawasan pemukiman dan aktivitas ekonomi semakin pesat.
“Setiap hari kami harus mengerahkan lebih banyak armada dan personel. Ini tentu berdampak pada pengeluaran bahan bakar, perawatan kendaraan, serta biaya tenaga kerja,” ujarnya, Jumat (26/4).
Anggaran Meningkat Hingga Puluhan Miliar
Akibat lonjakan tersebut, anggaran DLH tahun 2025 mengalami pembengkakan. Dari sebelumnya sekitar Rp 70 miliar, tahun ini anggaran membengkak hingga menyentuh Rp 95 miliar. Sebagian besar anggaran dialokasikan untuk pengangkutan, pengelolaan, dan pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih.
Selain itu, DLH juga mulai menggalakkan berbagai program sosialisasi pengurangan sampah plastik dan pemilahan sampah dari rumah tangga.
“Kami tidak bisa hanya mengandalkan pengangkutan. Harus ada solusi jangka panjang melalui perubahan perilaku masyarakat,” tambah Nurul.
Peran Masyarakat Sangat Dibutuhkan
Pemkot Banjarmasin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu persampahan. Salah satunya dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari.
Warga juga diminta aktif memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah, guna mengurangi beban di TPA.
“Kami sudah mulai uji coba program bank sampah di beberapa kelurahan. Respons warga cukup positif,” ujar Nurul.
Solusi Jangka Panjang Sedang Dirancang
DLH bersama DPRD Kota Banjarmasin juga tengah merancang solusi jangka panjang. Salah satu rencana strategisnya adalah pembangunan Pusat Daur Ulang (PDU) modern yang diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap TPA konvensional.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkot berharap krisis sampah di Banjarmasin dapat ditangani lebih efektif dan berkelanjutan.