Pencarian Dua Nelayan Hilang di Laut Kaimana Resmi Ditutup

Pencarian Dua Nelayan Hilang Operasi pencarian dua nelayan yang dilaporkan hilang di Perairan Laut Kaimana sejak akhir April 2025 resmi dihentikan pada Senin, 5 Mei 2025. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) bersama tim gabungan memutuskan penutupan operasi setelah upaya pencarian selama tujuh hari tidak membuahkan hasil.

Kronologi Kehilangan

Kedua nelayan tersebut, yang berasal dari Kampung Trikora, dilaporkan tidak kembali setelah melaut pada Selasa, 29 April 2025. Keluarga korban sempat melakukan pencarian mandiri sebelum akhirnya melapor ke pihak berwenang.

Setelah menerima laporan, Basarnas Kaimana segera mengerahkan tim pencari yang terdiri dari personel SAR, TNI AL, Polairud, serta relawan setempat. Proses pencarian berlangsung intensif menggunakan perahu karet, kapal cepat, serta pemantauan udara menggunakan drone.

Kendala Cuaca dan Medan Laut

Namun demikian, pencarian menghadapi sejumlah kendala teknis. Kondisi cuaca buruk dan gelombang laut yang tinggi memperlambat gerak tim pencari. Selain itu, luasnya area pencarian menjadi tantangan tersendiri dalam proses evakuasi.

“Kami sudah mengupayakan semaksimal mungkin. Namun, hingga hari ketujuh tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban,” ujar Kepala Basarnas Kaimana, Marthen Manggupilu, dalam konferensi pers.

Operasi Resmi Dihentikan

Berdasarkan prosedur standar Basarnas, jika selama tujuh hari tidak ditemukan korban atau tanda-tanda keberadaan mereka, maka operasi resmi dinyatakan ditutup. Kendati demikian, Basarnas tetap akan merespons jika ada informasi baru dari masyarakat.

“Kami tidak menutup kemungkinan untuk membuka kembali operasi bila ada temuan atau laporan tambahan,” tambah Marthen.

Duka dan Harapan dari Keluarga

Pihak keluarga menyampaikan rasa duka mendalam dan berharap jenazah kedua nelayan tersebut suatu saat dapat ditemukan. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu pencarian.

“Meski hasilnya belum sesuai harapan, kami menghargai setiap upaya yang telah dilakukan,” ujar salah satu anggota keluarga korban.

Imbauan untuk Nelayan Lokal

Sebagai tindak lanjut, pemerintah daerah dan Basarnas mengimbau nelayan untuk lebih waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem. Penggunaan alat keselamatan seperti jaket pelampung dan alat komunikasi darurat juga diingatkan untuk menjadi standar sebelum berangkat melaut.

Penutupan operasi ini menjadi pengingat betapa pentingnya keselamatan pelayaran, terutama di wilayah perairan timur Indonesia yang dikenal memiliki tantangan cuaca yang cukup ekstrem.